Mengulas Film Keramat 2: Caruban Larang (2022) Bisa Dinikmati Meskipun Tidak Menonton Film Pertamanya


Keramat 2: Caruban Larang
menjadi film Indonesia dengan pendekatan teknik found footage pertama yang gua tonton. Setelah sebelumnya terbiasa menonton film dengan teknik yang sama seperti Cloverfield (2008), Chronicle (2012), dan Searching (2018) gua rasa film ini gak kalah keren dari segi teknisnya, bahkan cita rasa gambarnya dikomposisikan dengan baik.

Disutradarai oleh Monty Tiwa, ditulis oleh Monty Tiwa, Sergi Sutanto, Azzam, dan dimeriahkan oleh Lutesha, Umay Shahab, Keanu Angelo, Ajil Ditto, Arla Ailani, Josephine Firmstone, Maura Gabrielle dan Ence Bagus. Film ini bercerita tentang kelompok Umay Shahab yang membantu mendokumentasikan projek tugas akhir Arla Ailani meneliti tradisi tarian yang hilang di Cirebon. Sesampainya disana, mereka dibantu Lutesha menghadapi kejadian-kejadian misterius, menakutkan, sekaligus mencekam yang mengancam keselamatan mereka.

Gua menonton film Keramat 2: Caruban Larang tanpa menonton film pertamanya. Yang mana itu merupakan langkah yang salah, namanya film sekuel ya mesti nonton film pertamanya dong. Sesuai dugaan, untuk memahami jalan cerita yang disajikan perlu effort berpikir, fokus dan konsentrasi yang tinggi, untungnya tergolong mudah dicerna dan dinikmati. Yang susah dimengerti ada pada babak akhir film.

Seperti yang udah gua mention di atas, Keramat 2 jadi film found footage Indonesia pertama yang gua tonton. Pendekatan cerita ditopang oleh tiga kamera sebagai sudut pandang penonton. Secara kualitas gambar harus diakui bagus dan sedap dipandang. Beda dari film-film semi dokumenter yang udah gua tonton, director of photography di film ini justru sudah merancang sedemikian rupa komposisinya agar tetap terlihat sinematik, entah itu tone warna, tata artistik, tata cahaya atau bahkan angle kamera.

Presentasi naratif pada film ini terbilang mudah dicerna, benang merah cerita terpampang jelas, dan dialog-dialog yang jauh dari kaku lidah. Namun dengan banyaknya karakter yang tidak sebanding sesi pengenalannya, lokasi yang berpindah-pindah, dan juga sub-plot pasaran yang musti dipantengin, cukup menguras pikiran agar bisa mengingat apa yang terjadi pada filmnya.


Soal adegan menakut-nakuti penonton, Monty Tiwa gak pernah meleset membuat penontonnya parno ketakutan. Adegan jumpscare pun disajikan dengan berkelas dan gak maksa. Juga ditopang para pengisi film yang apa adanya, bahkan lucu. Umay menjadi Umay, Keanu menjadi Keanu, begitupun dengan yang lainnya. Terkecuali Lutesha yang menjadi karakter indigo, peforma aktingnya berhasil bikin gua merinding dan gak nyaman natap matanya. Ansambel cast yang sederhana namun memikat.

Yang gua sayangkan pada film ini adalah persoalan bahasa. Keramat 2 menggunakan dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Well tiga sih, bahasa Inggris. Tapi yang lebih dominan bahasa Indonesia dan Jawa. Sayang banget film ini gak disisipin terjemahan bahasa Indonesia ketika berdialog menggunakan bahasa Jawa. Gua sebagai orang yang gak ngerti bahasa Jawa cukup kecewa pada film ini. Gua pasti melewatkan baris kalimat penting yang menggunakan bahasa Jawa.

Gua mengerti rasanya agak aneh kalau disisipin translate dibawah layar, mengingat konsep filmnya found footage. Mengurangi nilai keotentikan film dokumenter, imbasnya nanti bakal kerasa palsu. Setidaknya diterjemahin dengan cara merespon dialog bahasa Jawa dengan berbahasa Indonesia, mungkin itu akan lebih baik. Gua juga gak ngerti soal judulnya. Apa itu Caruban Larang? kayaknya gua gak denger kata itu diucapin sama pengisi filmya. Entahlah apa gua melewatkan sesuatu?

Kehadiran Keramat 2: Caruban Larang (2022) berhasil mewarnai pengalaman nonton gua jadi lebih menyenangkan. Yang satu ini cukup berbeda karena segi teknis yang diusungnya menjadikan film ini terasa orisinil dan bersignature. Menyeramkan sudah pasti, tenang masih ada ketawa-ketiwinya, dan yahh filmnya meninggalkan banyak pertanyaan. Pastinya karena gua belum menonton film pertamanya, jadi gua saranin mending nonton dulu film Keramat (2009). Biar gak bengong.

3,5/5 🌟

Posting Komentar untuk "Mengulas Film Keramat 2: Caruban Larang (2022) Bisa Dinikmati Meskipun Tidak Menonton Film Pertamanya"