Impresi Pertamaku Menonton Film Everything Everywhere All At Once (2022). Bikin Ngantuk


Impresi pertama kali menonton film Everything Everywhere All At Once-nya Daniel bersaudara yang bikin ngantuk dan aku kurang mengerti soal film ini.

Aku mau desclaimer atau cerita dulu bahwa aku menonton film ini ketiduran dan menghabiskan 3 malam.  Aku nontonnya sambil rebahan, satu jam pertama aku mengantuk dan tanpa sadar akhirnya ketiduran. Lanjut besok malamnya aku nonton lagi melanjutkan menit-menit terakhir yang aku tonton tak lama kemudian aku tak kuasa menahan berat mataku dan akhirnya ketiduran. Hingga akhirnya malam ketiga ini aku bisa melanjutkannya dari babak ke tiga film sampai selesai. Yup aku baru saja selesai nonton film Everything Everywhere All at Once (2022) (22/06).

Film ini menceritakan tentang, tentang apa ya wkwk.. Seingatku tentang perempuang bernama Evelyn seorang ibu rumah tangga, seorang pengusaha laundry, yang tiba-tiba mendapat tanggung jawab untuk menyelamatkan semesta, oh bukan, multisemesta atau multiverse dari aksi kejahatan Jobu Tupaki. Setidaknya yang aku tangkap seperti itu. 

Film yang diproduseri oleh Russo Brothers ini bagiku kebanyakan ngobrol dan bikin aku cepat bosan. Ada dua bahasa yang dipakai di film ini. Inggris dan bahasa mandarin atau Cina. Tentunya aku tidak masalah dengan kedua bahasa tersebut, namun banyak sekali dialog yang super cepat sehingga kurang begitu ketangkap apa yang mereka bicarakan. Banyak dialog adu cekcok soal masalah keluarga, banyak juga dialog-dialog soal cara kerja multiverse difilm ini dengan istilah-istilah rumitnya yang cukup membingungkan. Selain itu untuk dapat menjelajahi multiverse si karakter harus berbuat atau bertingkah laku aneh terlebih dahulu agar dapat masuk kedalam dirinya di universe lain. Kayak kurang masuk akal aja gitu.

Sequence action yang disuguhkan harus diakui sungguh unik, kreatif dan bahkan lucu. Yang aku kurang mengerti motivasi villain si Jobu Tupaki yang diawal diperlihatkan sangat jahat dan kejam tetapi di akhir film dia kayak manusia baik, kalem, santai gitu lah.

Juga di ending filmnya, sepertinya adegan Evelyn dan anaknya seharusnya bikin penonton sedih deh. Tapi kok aku nggak ngerasa sedih. Mungkin karena emang nontonnya suka ketiduran jadi adegan mereka sebelumnya kurang begitu kuperhatikan.

Well itu dia pengalaman dan impresi pertamaku menonton film Everything Everywhere All at Once (2022). Oh ya mungkin ada yang bertanya kenapa aku gak tonton dari awal lagi aja filmnya? itu karena lagi males aja harus ngulang dari awal padahal udah nonton setengahnya, jadi aku pikir mending lanjut aja lah gitu. Lagian durasinya dua jam, lumayan capek. Mungkin lain kali aku akan nonton ulang dari awal sampai akhir dan akan aku ulas untuk kedua kalinya. Segera. 

Posting Komentar untuk "Impresi Pertamaku Menonton Film Everything Everywhere All At Once (2022). Bikin Ngantuk"